Follow Us:
Hubungi Kami: +012 000 000

Sejarah Raja Batak

Sejarah Singkat Si Raja Batak

Semua orang Batak tahu bahwa Si Raja Batak yang menjadi leluhur orang Batak itu dulu bermukim di kaki gunung Pusuk Buhit yaitu kampung Sianjur Mula-mula. Letaknya kurang lebih 8 km arah barat dari Pangururan sekarang. Dari mana awalnya Si Raja Batak hingga bermukim di situ? Apakah dia datang ke sana bersama istrinya atau sudah dengan anak cucunya? Atau barangkali dengan rombongan lainnya. Mengenai hal ini belum ada penjelasan yang dapat dijadikari pegangan.

Ada yang mengatakan Si Raja Batak dengan rombongannya datang dari Thailand terus ke Semenanjung Malaysia, lalu menyeberang ke Sumatra dan masuk ke pedalaman. Tidak dijelaskan dalam rangka apa Si Raja Batak dengan rombongannya masuk ke pedalaman tersebut. Ada juga yang mengatakan dari India melalui Barus, dan yang lain mengatakan dari Alas Gayo berkelana ke selatan hingga tertarik bermukim di pinggir danau Tobu itu. Adalah sangat menolong bila kita dapat mengetahui kira-kira kapankah masa asa hidupnya Si Raja Batak di Sianjur Mula-mula tersebut.

Data akurat untuk itu tidak ada. Satu-satunya jalan bagi kita ialah melut perhitungan sundut, yaitu jarak waktu generasi antara ayah dengan anak. Ada yang mengatakanı satu sundut itu 40 tahun, ada juga yang mengatakan 30 tahun. Lalu kita ambil jalan tengah 35 tahun satu sundut. Apabila Si Raja Batak nomor 1, anaknya Guru Tateabulan nomor 2, dan cucunya Tuan Sariburaja nomor 3 dan seterusnya sampai keturunan saat ini. Dengan demikian masa hidup Si Raja Batak diperkirakan adalah sekitar tahun 1260.

Kita bandingkan perhitungan Batak ke Si Singamangaraja XII. Si Raja Batak, anaknya Raja Isombaon, cucunya Tuan Sorimangaraja, dan seterusnya sampai ke Singamangaraja XII adalah generasi ke 19. Si Singamangaraja XII meninggal tahun 1907, dan pada saat itu anaknya Raja Buntal yang menjadi generasi ke-20 sudah beranjak dewasa. Dengan demikian dari Si Raja Batak ke Raja Buntal (1907) sudah ada 19 sundut. Jadi masa hidup Si Raja Batak diperkirakan 19 kali 35 tahun sebelum tahun 1907 yaitu sekitar tahun 1242.

Perhitungan sundut dari anak Si Raja Batak yang bernama Guru Tateabulan menunjuk angka tahun 1260. Dari anaknya Raja Isombaon menunjuk angka tahun 1242. Berarti hanyis selisih 18 tahun. Dari perhitungan sundut ini dapatlah kita berkata baliwa masa hidup Si Raja Batak di Sianjur Mula-mula adalah sekitar tahun 1200 (permulaan abad ke-13).

Perlu rasanya kita perhatikan apa apa yang terjadi di daerah yang berdekatan dengan tempat bermukim Si Raja Batak di Sianjur Mula-mula tersebut. Sejak tahun 692 M. Sriwijaya mengembangkan kekuasannya ke daerah-daerah sekitarnya sampai ke Barus. Pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya. Hasil serangan itu membuahkan adanya kurang lebih 1.500 orang Tamil bermukim di Barus dan membentuk persekutuan dagang untuk mencegah persaingan perdagangan kapur barus. Ini diketahui dari batu bertulis di Portibi bertahun 1088 M yang dibaca oleh Prof. Nilakantisari guru besar ilmu purbakala di Madras.

Pada tahun 1275 Mojopahit menyerang Sriwijaya, hingga Pane, Haru, Padang Lawas di bawah kekuasaan Mojopahit. Selanjutnya sekitar tahun 1400 kerajaan Nakur berkuasa di sebelah timur danau Toba meliputi Tanah Karo dan sebagiari Aceh.

Dengan memperhatikan tahun dan kejadian di atas, kuat dugaan bahwa St Raja Batak diperkirakan seorang aktivis kerajaan dari timur danau Toba (Simalungun), dari selatan danau Toba (Portibi) atau dari barat danau Toba (Barus) yang menyelamatkan diri atau mengungsi ke pedalaman. Bisa jadi karena terjadi konflik dengan orang-orang Tamil di Barus. Mungkin juga akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, di mana waktu itu Si Raja Batak sebagai pejabat kerajaan yang ditempatkan di Portibi, Padang Lawas atau di sebelah timur Danau Toba. Perlu kiranya dipelajari lebih jauh kejadian di tiga tempat tersebut agar dapat ditarik benang merah dengan Siraja Batak yang bermukim di Sianjur Mula-mula tersebut.

Perlu diketahui bahwa sebutan raja kepadanya bukanlah karena ada rakyat menghamba kepadanya. Gelar raja itu diberi oleh keturunannya sebagai nama penghormatan saja. Hal serupa digunakan juga oleh keturunanya, walaupun tidak mempunyai wilayah kerajaan dan rakyat yang diperintah. Misalnya: Si Raja Lontung. Si Raja Borbor. Si Raja Oloan, dan sebagainya.

Lanjutkan Membaca pada bagian Silsilah dari Raja Batak